Kamis, 11 Juni 2009

ARTIKEL The Nature Of The Ideal Environmental Science Curriculum

a. McComas F. William. 2003. The Nature Of The Ideal Environmental Science Curriculum. The American Biology Teacher 2003:171-177

b. Tujuan Penulisnya

Menjelaskan tentang kriteria kurikulum ilmu lingkungan yang ideal bagi anak sekolah menengah dan memberikan sebuah gambaran tentang buku teks yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran lingkungan yang sesuai dengan kurikulum.

c. Fakta-fakta Unik

Buku teks Biologi &Pendidikan Ekologi

Diharapkan dalam setiap teks Biologi dirancang percobaan menerangkan sifat peduli lingkungan kepada siswa sekolah menengah. Teks harus banyak mengandung panduan ekologi, prinsip-prinsip ekologi dan lingkup ekologi serta aktivitas laboratorium mencakup didalam panduan. Analisis teks ekologi dilakukan dengan memasukkan daftar-daftar teks materi yang diharapkan ada berdasarkan tujuan pembelajaran ekologi sekolah menengah yang ada dalam kurikulum yang telah dikeembangkan untuk meninjau ulang isi sebuah buku ekologi yang dipakai sebagai teks biologi dengan cara perbandingan. Apakah isi materi telah mencakup materi ilmiah yang semestinya diberikan atau tidak.

Pada materi akhir teks biologi, sebaiknya atau seharusnya dibahas mengenai cakupan ekologi secara menyeluruh, atau suksesi. Gibson (1996) menemukan bahwa banyak buku teks biologi yang tidak menjelaskan cakupan ekologi secara menyeluruh dan tidak lagi relevan dimasa ini. kesimpulannya bahwa meskipun suatu buku teks biologi telah membahas mengenai ekologi secara menyeluruh seperti suksesi, tidak memberikan jaminan bahwa konsep dan data pembuktiannya akurat, tetapi hanya memandang pada satu sudut pandang saja dan tidak mengembangkan daya analisis siswa. Wilson (2000) menganalisa buku teks biologi yang membahas mengenai perubahan-perubahan ekologi sepanjang waktu. Bagaimana dia menggunakan cara kerja yang berbeda dengan cara kerjan yang menjadi ketetapan daripada kurikulum.

Sebagai contoh, dalam melaporkan hasil analisis mengenai suksesi dan lingkungan, siswa tidak diharapkan hanya mencatat, tetapi Wilson membuat siswa tertarik dengan mengangkat materi mengenai isu-isu lingkungan seperti konservasi hutan dan kehidupan rimba, serangga-serangga, burung-burung, dan energi, unsur Hara serta bagaimana keterlibatan siswa didalamnya. Dengan menggunakan rubrik-rubrik tertentu, Wilson menemukan bahwa sejak tahun 1990 hingga 2003 isi tentang konsep lingkungan didalam buku text biologi hanya 10%. Justru dari tabel hasil pengamatannya menyatakan bahwa kebanyakan buku teks telah berisi tentang materi-materi yang diharapkan dalam kurikulum ekologi. Namun, mayoritas buku ekologi hanya membahas ilmu lingkungan yang sama dan tidak membahas mengenai tingkatan ekologi secara lengkap. Sepuluh dari 13 buku yang ditinjau berisi mengenai teks-teks materi yang sama.

Bukan hal yang mengejutkan, teks-teks dalam buku merancang secara rinci dengan satu fokus ekologi menerapkan pendekatan integratif dengan kajian ilmu lainnya yang terkait. Sudah banyak argumentasi bahwa topik-topik sintetik seperti ekologi dan evolusi harus dihubungkan sepanjang teks. Hal itu nampak adanya dengan hampir separuh dari buku ekologi di dalam suatu bab yang terpisah atau pada kesimpulannya mengungkapkan bahwa ekologi berubah dari waktu ke waktu. Kelengakapan dan perkembangan suatu kajian buku teks dengan fenomena lingkungan dan pengembangan kurikulum adalah satu kesatuan yng tidak dapat dipisahkan, yakni ilmu lingkungan sangat berkaitan erat dengan kemudahan pembelajaran dikelas Biologi. Sebagai bentuk penyamarataan, semua buku mengenai ilmu lingkungan haruslah mencakup semua bahasan mengenai lingkungan. Bukan tujuan utama dari artikel ini untuk membandingkan buku yang satu dengan yang lainnya.

Instruksi Laboratorium dan Pendidikan Ekologi

Tidak diragukan lagi bahwa untuk memperjelas dan melengkapi ilmu lingkungan tidak bisa dilakukan sebatas konsep dan observasi lapangan, namun harus dilakukan praktek laboratorium dengan berdasar prinsip-prinsip ekologi. Tidak aneh, jika banyak buku teks membahas mengenai panduan kegiatan laboratorium yang terkait dengan ekologi. Ataupun masih dalam batas kewajaran, jika di dalam buku panduan laboratorium ekologi hanya terdapat latihan soal-soal untuk meningkatkan pemahaman siswa. Bagaimanapun itu, teks-teksnya harus berkaitan dengan kegiatan laboratorium pendidikan lingkungan. Pertama-tama, dalam penulisan panduan laboratorium dengan tema kegiatan laboratorium pada konsep materi tertentu, kemudian pengelompokan kegiatan laboratorium hingga analisis kerja. Pada tabel 2 memaparkan hasil tinjauan buku teks yang berisi tentang kegiatan laboratorium.

Hal yang umum dipaparkan dalam buku teks adalah kegiatan pengukuran populasi, habitat, dan interaksi-interaksi populasi seperti kompetisi dan pemangsaan, keanekaragaman hayati dan aspek pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh tindakan manusia seperti polusi. Bukan hal yang mengejutkan lagi jika didalam panduan terdapat pelatihan/teknik pengomposan juga dicantumkan. Beberapa dari teks-teks mencakup aktivitas yang dihubungkan dengan pengambilan keputusan dengan seperti dengan pernyataan "Apakah setiap orang senang melestarikan lingkungan?” Suatu studi dari dampak manusia lokal, dan membuat keputusan mengenai penggunaan lahan. Tidak ada buku berisi tentang eksplorasi-eksplorasi laboratorium yang berkaitan langsung dengan topik-topik utama lingkungan, tetapi hanya beberapa teks yang membahas secara mendalam.

Bagian ini sangat penting karena memberikan arahan-arahan yang jelas mengenai hal yang sama yaitu peninjauan kembali buku teks. Memasukkan aktivitas-aktivitas laboratorium sangat tergantung dari perencanaan guru di kelas. Karena banyak teori mengenai kegiatan laboratorium namun belum tentu dapat diterapkan di kelas. Kegiatan laboratorium dapat diterapkan dengan mendesain sesuai panduan kemudian diterapkan pada kehidupan nyata, hal ini membangun kemandirian dan berguna untuk mengkaji isi dari kurikulum pendidikan ekologi yang dikembangkan oleh Asosiasi Amerika Utara untuk Environmental Education ( NAAEE) salah satu dari para pendukung utama pendidikan lingkungan.

Pembaca NAAEE Guide-lines ini adalah petunjuk pertama mengembangkan konsep. Sebagai contoh, pelajar-pelajar diminta untuk memahami bahwa lingkungan kehidupan terdiri atas suatu "sistem dinamis yang saling berhubungan". Hal ini berarti banyak element yang saling berhubungan untuk suatu kedinamisan. Standar yang diterapkan oleh NAAEE pada umumnya mengenai pengambilan keputusan. Aturan NAAEE menghargai bahwa siswa harus mengetahui hal-hal yang mempengaruhi lingkungan, peran dari politik dan sistem ekonomi, dampak-dampak global, dan peran teknologi terhadap lingkungan. Hal ini menjadi fokus utama dan harus dilakukan dalam suatu tindakan dengan harapan keterampilan-keterampilan seperti aplikasi informasi dan analisa untuk menyelidiki isu-isu lingkungan, keterampilan-keterampilan di dalam pengambilan keputusan dan kewarganegaraan, dan pemahaman mengenai hak-hak dan tanggung-jawab warganegara terhadap lingkungan. Itu telah jelas bahwa petunjuk NAAEE menekankan unsur-unsur tanggung-jawab dan tindakan yang sosial berhubungan dengan studi dari lingkungan.

Menyadari dampak lingkungan yang begitu luas NAAEE tidak hanya membatasi pada masalah ekologi saja, tetapi kemudian akan disuguhkan dalam Konteks kehidupan tradisional. Ada beberapa contoh di dalam instruksi ilmu pengetahuan menyarankan orang untuk melihat di luar buku teks dan buku panduan laboratorium, tetapi kembali pada keadaan tradisional untuk menyusun kurikulum. Para pembela lingkungan sudah mengembangkan suatu cakupan yang luas untuk mengembangkan kurikulum, dengan aktif mempromosikan pengajaran ekologi dengan menyediakan peluang pelatihan guru.

Kesimpulan

Pembahasan kurikulum, maka dipertimbangkan adanya dua orientasi utama yaitu pertama orientasi "konsep", siswa diminta untuk belajar prinsip-prinsip dasar ilmiah yang dihubungkan dengan lingkungan. Orientasi yang kedua boleh jadi dipertimbangkan "praktis" berfokus di mana pelajar-pelajar didorong untuk menjadi yang dilibatkan di dalam akativis lingkungan. Tidak anehnya, Agenda yang pertama adalah sering diselenggarakan oleh pendidik-pendidik bersifat tradisional dengan memaparkannya di dalam buku teks dan patokan ilmu pengetahuan formal. Pandangan yang kedua lebih mungkin dicerminkan di dalam sasaran yang disediakan oleh perlindungan terhadap lingkungan.

Di dalam artikel ini, ilmu lingkungan dan ekologi telah digunakan secara bersamaan tetapi harus berhati-hati dalam mengartikannya, karena memiliki arti yang berbeda. Rekomendasi kurikulum mengungkapkan suatu pembedaan yang lebih sulit dipisahkan di dalam pemakaian kata-kata ini. Mereka yang tergolong konseptual, di mana pendekatan lingkungan lebih mungkin untuk memperbicangkan tentang ekologi atau ilmu pengetahuan lingkungan, sedangkan yang berpikir pragmatis atau praktis kelihatannya menyukai istilah ilmu lingkungan. Namun keduanya memiliki tujuan dan sikap yang sama terhadap kelangsungan lingkungan melalui pembelajaran.

Perbedaan makna dari "konsep" versus "praktis/tindakan" dikesampingkan, ketika berbagai sumber data diambil secara keseluruhan, sasaran bersama untuk studi dari ekologi di dalam pengaturan K-12 dan, terutama sekali di dalam kelas-kelas biologi sekolah menengah, harus jelas. Tinjauan ulang dari buku teks biologi yang ada juga menunjukkan suatu adanya rasa kebersamaan dari kedua golongan tersebut. Dokumen ini menyediakan suatu perasaan pengertian yang kuat dari sasaran bersama. Pemikiran bersama ini menyediakan suatu rekomendasi bahwa lingkungan sebagai bagian dari kurikulum ekologi yang ideal.

d. Pertanyaan yang dapat dimunculkan

Bagaimana penyusunan kurikulum yang ideal?

Apa bentuk kontribusi laboratorium terhadap perkembangan kurikulum?

Bagaimana kontribusi kurikulum berbasis lingkungan tersebut terhadap penyadaran individu terhadap kelestarian hutan?

e. Konsep Utama

Memahami isi buku teks yang sesuai dengan kurikulum dan stategi pembenahannya agar sesuai dengan kurikulum

f. Refleksi

Ingin membentuk pola belajar efektif dengan berbasis lingkungan

Ingin mengembangkan kurikulum melalui pemberdayaan laboratorium

Menjadi salah satu aspek kajian dalam rencana tesis

Tidak ada komentar: